Selasa, 29 Januari 2008

Kajian Diri


Tahukah kita, bahwa kedua orang tua kita...mereka adalah wasilah adanya manusia, sehingga wajib bagi kita untuk berbuat yang terbaik bagi keduanya. Ayah yang telah memberi nafkah dan Ibu yang telah memberikan kasih sayangnya....Allah SWT yang menciptakan dan mengadakan, dan orang tualah dengan izin Allah SWT yang melahirkan dan mendidik, sehingga Allah SWT mengingatkan kita sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an Surah Luqman Ayat 31, yang berbunyi :

Artinya : Hendaklah Engkau bersyukur kepadaku dan kepada kedua orangtuamu.

Sesungguhnya keutamaan dan buah dari berbakti kepada orang tua adalah agung, besar dan banyak, diantaranya :

1. Diterimanya amal – amal shaleh dan dihapuskannya dosa – dosa

2. Terkabulnya Do’a

3. Lapang dada dan kebaikan hidup

Sesungguhnya orang yang berbakti kepada orang tuanya, telah melakukan tingkatan silaturahmi yang tertinggi, yang barangsiapa mewujudkannya pasti mendapatkan karunia yang besar dan pahala yang mulia sebagai balasannya.

Dan Allah Subhana Wa Ta’ala sering merangkaikan antara kewajiban mahluk beribadah kepada-Nya dengan berbuat baik kepada orang tua, diantaranya :

“Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (QS. An-Nisa : 36)

Dan juga firmannya : QS. Al-Isra : 23

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali kepada-Nya dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.

Maka jelas dan tegaslah bagi kita semua, bahwasanya tidak ada tawar menawar lagi bagi kita semua untuk menjaga dan berbuat baik kepada kedua orang tua, karena itu setara dengan kita beribadah kepada Allah SWT.

Empati


Letakkan diri kita sebagai layaknya orang lain, jika kita merasa hal yang kita lakukan akan menyakiti diri kita, hal
tersebut mungkin akan menyakiti yang lain pula.
Kata-kata yang terucap tanpa perhitungan mungkin akan menyulut perselisihan, perkataan yang kejam dapat menghancurkan kehidupan, sebuah kata yang tak tepat mungkin juga mampu menambah beban batin seseorang, dan... sebuah kata yang penuh cinta kasih mungkin dapat menyembuhkan dan memberikan berkah.

Kontemplasi


Orang yang tidak punya imajinasi seringkali mengalami hidup yang monoton.

Ia selalu melewati jalur hidup yang itu-itu saja tanpa variasi berarti.

Orang yang 'miskin' imajinasi tidak pernah berpikir untuk mencoba jalan lain ataupun berspekulasi melewati jalan yang baru sama sekali.

Akibatnya, berkembang perasaan pesimis dan apatis terhadap tujuan hidup.

Akhirnya jalan menuju sukses pun semakin buntu.

I Luv U Mom !

Dalam konteks personal domain, manusia dikaruniai Freedom Of Choice, Freedom of Expression, Freedom of Will dan kebebasan asasi lainnya.

Perempuan pun manusia, tempat Tuhan memadukan secara fungsional: nafsu, logika dan rasa.

Semua adalah harta kekayaan ilahiah yang mesti dikelola secara harmonis.

Frecadel, Perkedel, Bergedel

Indonesia terkenal akan kekayaan budayanya, termasuk budaya kuliner tentunya. Banyak ragam makanan bisa dinikmati di negeri ini. Kalau orang Indonesia menyantap makanan ala barat, tentulah bukan karena rasanya saja tapi juga ada gengsi yang ingin diperlihatkan. Di Indonesia, makan di warung Tegal (Warteg) tentu kurang gengsinya dibanding makan di Restorant siap saji dengan label luar negeri. Tapi kalau orang barat menyantap makanan asli Indonesia, tentu bukan karena gengsi, melainkan lebih karena rasanya yang lezat dan kaya bumbu.

Terkadang tak pernah disadari kalau banyak jenis bahan makanan yang kini ada di Indonesia juga berasal dari luar negeri. Kita dengan santainya bisa menyantap perkedel kentang atau sayur sop tanpa bertanya dari mana asal kentang itu sendiri.

Kentang berasal dari daerah Amerika Selatan yang dibawa masuk oleh pelaut portugis dan spanyol ke Daratan Eropa pada Abad ke – 16. Semenjak kedatangan kentang dan diikuti dengan pembudidayaan kentang di Eropa, dengan cepat kentang menyebar ke berbagai daratan Eropa dan populer sebagai makanan pokok warga disana.

Namun kentang sempat dilarang untuk disantap, khususnya di kalangan penduduk Burgundy, Prancis karena dianggap biang penyakit lepra. Sementara itu di beberapa wilayah lain di Eropa, kentang diyakini sebagai penyebab berjangkitnya penyakit sipilis. Pada abad ke – 19 kentang menjadi penyebab penduduk Irlandia berimigrasi ke benua Amerika karena tanaman ini menyebabkan wabah penyakit yang disebabkan oleh jamur ergot. Kemungkinan kentang yang datang ke Indonesiadibawa oleh para pelaut VOC Belanda dan mulai dibudidayakan pada abad ke – 17. Pertanian di Hindia Belanda, khususnya di jawa menjadi pusat perhatian VOC. Atas jasa petani – petani China, teknik – teknik bercocok tanam dikenalkan. Penanaman kentang pun mulai meluas dan karena iklim yang mendukung, kentang dibudidayakan secara besar – besaran di Bandung. Tanpa peranan petani China mustahil Belanda mampu menggarap pertanian di Hindia Belanda.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda G Van Imhoff mengatakan dalam laporannya, bahwa orang – orang China berjasa mengolah tanah. Orang Belanda, demikian Imhoff, “sama sekali tidak cocok untuk mengolah tanah”. Maka bibit – bibit kentang yang dibawa dari daratan Eropa itu kemudian ditanam dengan menggunakan bantuan para petani China.

Namun awalnya hanya penduduk Eropa saja yang menyantap kentang. Lambat laun baru penduduk pribumi memanfaatkan umbi yang bernama latin Solanum Tuberosum L itu. Makanan hasil olahan kentang yang semula biasa disantap oleh meneer – meneer Belanda pun mulai digemari oleh penduduk pribumi. Taruh semisal perkedel kentang yang dibeberapa daerah di Jawa Tengah disebut juga sebagai bergedel.

Kini perkedel menjadi teman sejati saat menyantap nasi uduk atau dihidangkan bersama lauk pauk lain pada saat makan. Kata perkedel sendiri berasal dari bahasa belanda, frecadel. Tapi karena lidah inlander kepleset ucap, maka jadilah frecadel dilapalkan perkedel.

Senin, 28 Januari 2008

Advocatus Pecuntae atau Advocatus Sivilae ?


Advocatus Pecuntae ; Bekerja Untuk Uang dan Advocatus Sivilae ; Bekerja untuk peradaban....
Hmmm...suatu hal yang sangat menarik ya !
Saya hidup di peradaban yang penuh dengan hiruk piku gaya hidup hedonis, plural kultur & agama, paham financial yang beragam jenis , seperti : monopolisme, kapitalisme and other's.
That's an interesting thing to discuss, mengingat kita sebagai pemuda-pemudi yang tinggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang alhamdullilah beruntung untuk mengenyam pendidikan sampai dengan strata satu, mengingat itu, setelah lulus kita nowhere to go ? Mau Jadi apa kita ?