Minggu, 20 Juli 2008

Sebelum Tidur....

Makruh tidur tengkurap.
Abu Dzar Radhiallaahu anhu menuturkan :Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
Makruh tidur di atas dak terbuka,
karena di dalam hadits yang bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).
Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur.
Dari Jabir Radhiallaahu anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman. (Muttafaq��alaih).
Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas),
karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.
Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , seperti :Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu. Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)

Kecerdasan Emosi

Peter Salovey dan John D. Meyer adalah orang yang pertama-tama mengenalkan istilah kecerdasan emosi. Mereka menyatakan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengerti emosi, menggunakan dan memanfaatkan emosi untuk membantu pikiran, mengenal emosi dan pengetahuan emosi, dan mengarahkan emosi secara reflektif sehingga menuju pada pengembangan emosi dan intelektualitas. Menurut mereka, terdapat empat tahapan keterampilan emosi untuk mencapai kecerdasan emosi. Masing-masing dari empat tahapan kecerdasan emosi itu memiliki empat hal. Berikut penjelasannya masing-masing.


Tahap 1. Persepsi, penilaian, ekspresi emosi
Tahap pertama ini terdiri dari empat hal :
- Mampu mengenal emosi secara fisik, rasa, dan pikir. Artinya seseorang mampu mengenali emosi yang terwujud dalam ekspresi fisik, dalam perasaan yang dirasakan, dan yang ada dalam pikiran.
- Mampu mengenal emosi pada orang lain, desain, karya seni dan lainnya melalui bahasa, bunyi, penampilan dan perilaku. Artinya, selain mampu mengenali emosi orang lain, juga mampu mengenali emosi yang tergambar dalam sebuah cerita atau musik, mengenali emosi yang diekspresikan tokoh dalam lukisan dan lainnya.
- Mampu mengekspresikan emosi secara tepat dan menunjukkan kebutuhan yang terkait dengan perasaannya.
- Mampu membedakan ekspresi perasaan yang tepat dan yang tidak tepat, antara jujur dan yang tidak jujur. Seseorang tahu bahwa ekspresi emosinya jujur atau tidak. Juga tahu orang lain jujur atau tidak. Begitu juga tahu apakah emosinya dalam suatu situasi tepat atau tidak. Misalnya tahu bahwa dalam upacara pernikahan tidaklah tepat jika bersedih.


Tahap 2. Fasilitasi emosi untuk berpikir
Tahap kedua ini terdiri dari empat hal , yaitu :
- Emosi memberikan prioritas pada pikiran dengan mengarahkan perhatian pada informasi yang penting. Misalnya menghindar bahaya lebih penting karena itu takut datang.
- Emosi cukup jelas dan tersedia sehingga emosi tersebut dapat digunakan sebagai bantuan untuk menilai dan sebagai ingatan yang berhubungan dengan rasa.
- Perubahan emosi mengubah perspektif individu dari optimis menjadi pesimis, mendorong untuk mempertimbangkan berbagai pandangan.
- Emosi mendorong adanya pembedaan pendekatan khusus dalam pemecahan masalah. Misalnya saat bahagia akan mendorong lebih kreatif.


Tahap 3. Pengertian dan penguraian emosi; penggunaan pengetahuan emosi.
Tahap ketiga ini terdiri dari empat hal, yaitu:
- Mampu memberikan label emosi dan mengenal hubungan antara berbagai kata dan emosi itu sendiri. Misalnya hubungan antara
- Mampu untuk mengartikan bahwa emosi berkaitan dengan hubungan. Misalnya marah terkait dengan gangguan, sedih terkait dengan kehilangan, takut terkait dengan ancaman, dan lainnya.
- Mampu mengerti rasa yang kompleks. Misalnya mampu memahami terdapatnya campuran rasa, ada cinta, cemburu, benci sekaligus, lalu antara terkejut dan takut, dan lainnya.
- Mampu mengenali perpindahan diantara emosi. Misalnya dari rasa bangga menjadi malu, dari rasa bahagia menjadi sedih, dari rasa tersinggung menjadi rasa kagum.


Tahap 4. Pengarahan reflektif emosi untuk mempromosikan pengembangan emosi dan intelektual
Tahap terakhir ini juga terdiri dari empat hal, yaitu :
- Mampu untuk tetap terbuka untuk rasa menyenangkan maupun tidak menyenangkan
- Mampu melibatkan diri atau menarik diri secara reflektif dari suatu emosi dengan mendasarkan pada pertimbangan adanya informasi atau kegunaan
- Mampu memantau emosi secara reflektif dalam hubungan dengan diri sendiri dan orang lain.
- Mampu mengelola emosi dalam diri sendiri dan orang lain dengan mengurangi emosi negatif dan memperbesar emosi positif, tanpa menambahkan atau melebih-lebihkan informasi yang menyertainya.

Manusia Modern ?

Menurut Alex Inkeles, setidaknya ada sembilan tema yang mendasari definisi-definisi bagi manusia modern:

1. Tema yang berkaitan dengan hal-hal baru
Manusia modern memiliki kesediaan untuk menerima pengalaman baru dan keterbukaannya bagi pembaharuan dan perubahan.

2. Tema yang berkait dengan dunia opini.
Memiliki kesanggupan untuk membentuk atau mepunyai pendapat mengenai sejumlah persoalan-persoalan dan hal-hal yang timbul disekitarnya maupun di dunia luar.
a. Demokratis, dalam arti sadar akan keragaman sikap dan opini disekitarnya, dan tidak menutup diri denagn menyangka semua orang mempunyai pendapat yang sama dengan dirinya.
b. Menerima pendapat-pendapat yang berbeda tanpa perlu tegas atau keras menolaknya karena khawatir kalau pendapat-pendapat itu akan menghancurkan pandangan-pandangan dunianya.
c. Tidak menerima opini secara otokratis dan hierarkis. Manusia modern tidak segera menerima ide-ide dari orang yang lebih tinggi kedudukannya dan segera menolak pendapat-pendapat dari orang-orang yang lebih rendah kedudukannya. Ide dari pihak manapun didengar dan dihargai sama, serta hanya dinilai berdasarkan kualitas idenya saja.

3. Tema yang berkaitan dengan konsepsi waktu.
a. Manusia modern berorientasi waktu kekinian dan masa depan, bukannya masa lampau.
b. Manusia modern selalu tepat waktu
c. Manusia modern memiliki waktu-waktu tetap (jadwal) sehingga hidupnya terencana dan teratur.

4. Tema yang berkait dengan perencanaan.
Manusia modern menginginkan terlibat dalam perencanaan akan hal-hal yang berkait dengan hidupnya dan organisasi, serta menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar.

5. Tema yang berkait dengan keyakinan akan kemampuan manusia
Manusia modern yakin bahwa orang dapat belajar, dalam batas-batas tertentu untuk menguasai alam, untuk kepentingannnya sndiri, bukan dikuasai seluruhnya oleh alam.

6. Tema yang berkait dengan kemampuan memperhitungkan segala sesuatu.

7. Tema yang berkait dengan harga diri
Manusia modern adalah orang-orang yang sadar akan harga diriorang-orang lain dan bersedia menghargainya.

8. Tema ilmu dan teknologi, dimana sangat dipercayai oleh Manusia modern.

9. Tema tentang keadilan.
Manusia modern percaya bahwa ganjaran-ganjaran seharusnya diberikan sesuai dengan tindakan-tindakan, bukan karena hal-hal atau sifat-sifat yang dimiliki seseorang yang tidak ada hubungannya dengan tindakannya.

Kenapa Kita Harus Tidur

Berdasarkan teori restorasi, sekurangnya ada 6 hal yang diduga kuat merupakan sebab dari mengapa manusia harus tidur :
1. Perbaikan sel otak. Dengan tidur, otak berkesempatan untuk istirahat dan memperbaiki neuron-neuron (sel-sel otak) yang rusak. Tidur juga berperan menyegarkan kembali koneksi penting antar sel-sel otak yang kurang digunakan. Hal ini bisa dianalogikan kembali dengan motor. Apabila motor jarang digunakan maka tetap harus dipanaskan secara rutin untuk menjaga kinerja mesin agar tetap baik. Apabila tidak dipanaskan, aliran pelumas, aliran bahan bakar, putaran mesin, dan lainnya bisa berjalan tidak benar yang bisa menyebabkan kerusakan seluruh mesin. Hal yang sama terjadi pada otak. Ada koneksi-koneksi antar sel otak yang jarang digunakan yang memerlukan pemanasan secara rutin. Bentuk pemanasan otak bagi manusia berupa tidur.

2. Penyusunan ulang memori. Tidur memberikan kesempatan kepada otak untuk menyusun kembali data-data atau memori agar bisa menemukan solusi terhadap sebuah masalah. Pada saat merasa pusing dan tidak tahu harus berbuat apa dalam menghadapi suatu masalah, tidurlah, sangat mungkin setelah tidur solusi dalam memecahkan yang anda hadapi akan ditemukan.

3. Penghematan energi. Tidur menghasilkan rata-rata metabolisme tubuh dan konsumsi energi yang rendah. Oleh karena itu apabila seseorang kurang cukup makan atau memiliki asupan energi yang sedikit, maka tidur menjadi alternatif karena tidak banyak mengeluarkan energi.

4. Sistem kardiovaskular atau peredaran darah berisitirahat selama tidur. Peneliti menemukan bahwa orang dengan tekanan darah normal atau tinggi akan berkurang 20-30% tekanan darahnya, dan berkurang 10-20% denyut jantungnya.

5. Perbaikan enzim dan otot-otot tubuh. Selama tidur sel-sel otot tubuh yang rusak atau tua digantikan oleh sel-sel baru. Proses penyembuhan cedera lebih cepat dalam keadaan tidur.

6. Produksi hormon. Banyak hormon diproduksi dalam darah selama tidur. Misalnya hormon pertumbuhan pada anak-anak dan remaja, yakni hormon luteinizing yang berperan dalam pencapaian pubertas atau kematangan dan proses reproduksi dihasilkan ketika tidur.

Selasa, 29 Januari 2008

Kajian Diri


Tahukah kita, bahwa kedua orang tua kita...mereka adalah wasilah adanya manusia, sehingga wajib bagi kita untuk berbuat yang terbaik bagi keduanya. Ayah yang telah memberi nafkah dan Ibu yang telah memberikan kasih sayangnya....Allah SWT yang menciptakan dan mengadakan, dan orang tualah dengan izin Allah SWT yang melahirkan dan mendidik, sehingga Allah SWT mengingatkan kita sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an Surah Luqman Ayat 31, yang berbunyi :

Artinya : Hendaklah Engkau bersyukur kepadaku dan kepada kedua orangtuamu.

Sesungguhnya keutamaan dan buah dari berbakti kepada orang tua adalah agung, besar dan banyak, diantaranya :

1. Diterimanya amal – amal shaleh dan dihapuskannya dosa – dosa

2. Terkabulnya Do’a

3. Lapang dada dan kebaikan hidup

Sesungguhnya orang yang berbakti kepada orang tuanya, telah melakukan tingkatan silaturahmi yang tertinggi, yang barangsiapa mewujudkannya pasti mendapatkan karunia yang besar dan pahala yang mulia sebagai balasannya.

Dan Allah Subhana Wa Ta’ala sering merangkaikan antara kewajiban mahluk beribadah kepada-Nya dengan berbuat baik kepada orang tua, diantaranya :

“Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (QS. An-Nisa : 36)

Dan juga firmannya : QS. Al-Isra : 23

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali kepada-Nya dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.

Maka jelas dan tegaslah bagi kita semua, bahwasanya tidak ada tawar menawar lagi bagi kita semua untuk menjaga dan berbuat baik kepada kedua orang tua, karena itu setara dengan kita beribadah kepada Allah SWT.

Empati


Letakkan diri kita sebagai layaknya orang lain, jika kita merasa hal yang kita lakukan akan menyakiti diri kita, hal
tersebut mungkin akan menyakiti yang lain pula.
Kata-kata yang terucap tanpa perhitungan mungkin akan menyulut perselisihan, perkataan yang kejam dapat menghancurkan kehidupan, sebuah kata yang tak tepat mungkin juga mampu menambah beban batin seseorang, dan... sebuah kata yang penuh cinta kasih mungkin dapat menyembuhkan dan memberikan berkah.

Kontemplasi


Orang yang tidak punya imajinasi seringkali mengalami hidup yang monoton.

Ia selalu melewati jalur hidup yang itu-itu saja tanpa variasi berarti.

Orang yang 'miskin' imajinasi tidak pernah berpikir untuk mencoba jalan lain ataupun berspekulasi melewati jalan yang baru sama sekali.

Akibatnya, berkembang perasaan pesimis dan apatis terhadap tujuan hidup.

Akhirnya jalan menuju sukses pun semakin buntu.

I Luv U Mom !

Dalam konteks personal domain, manusia dikaruniai Freedom Of Choice, Freedom of Expression, Freedom of Will dan kebebasan asasi lainnya.

Perempuan pun manusia, tempat Tuhan memadukan secara fungsional: nafsu, logika dan rasa.

Semua adalah harta kekayaan ilahiah yang mesti dikelola secara harmonis.

Frecadel, Perkedel, Bergedel

Indonesia terkenal akan kekayaan budayanya, termasuk budaya kuliner tentunya. Banyak ragam makanan bisa dinikmati di negeri ini. Kalau orang Indonesia menyantap makanan ala barat, tentulah bukan karena rasanya saja tapi juga ada gengsi yang ingin diperlihatkan. Di Indonesia, makan di warung Tegal (Warteg) tentu kurang gengsinya dibanding makan di Restorant siap saji dengan label luar negeri. Tapi kalau orang barat menyantap makanan asli Indonesia, tentu bukan karena gengsi, melainkan lebih karena rasanya yang lezat dan kaya bumbu.

Terkadang tak pernah disadari kalau banyak jenis bahan makanan yang kini ada di Indonesia juga berasal dari luar negeri. Kita dengan santainya bisa menyantap perkedel kentang atau sayur sop tanpa bertanya dari mana asal kentang itu sendiri.

Kentang berasal dari daerah Amerika Selatan yang dibawa masuk oleh pelaut portugis dan spanyol ke Daratan Eropa pada Abad ke – 16. Semenjak kedatangan kentang dan diikuti dengan pembudidayaan kentang di Eropa, dengan cepat kentang menyebar ke berbagai daratan Eropa dan populer sebagai makanan pokok warga disana.

Namun kentang sempat dilarang untuk disantap, khususnya di kalangan penduduk Burgundy, Prancis karena dianggap biang penyakit lepra. Sementara itu di beberapa wilayah lain di Eropa, kentang diyakini sebagai penyebab berjangkitnya penyakit sipilis. Pada abad ke – 19 kentang menjadi penyebab penduduk Irlandia berimigrasi ke benua Amerika karena tanaman ini menyebabkan wabah penyakit yang disebabkan oleh jamur ergot. Kemungkinan kentang yang datang ke Indonesiadibawa oleh para pelaut VOC Belanda dan mulai dibudidayakan pada abad ke – 17. Pertanian di Hindia Belanda, khususnya di jawa menjadi pusat perhatian VOC. Atas jasa petani – petani China, teknik – teknik bercocok tanam dikenalkan. Penanaman kentang pun mulai meluas dan karena iklim yang mendukung, kentang dibudidayakan secara besar – besaran di Bandung. Tanpa peranan petani China mustahil Belanda mampu menggarap pertanian di Hindia Belanda.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda G Van Imhoff mengatakan dalam laporannya, bahwa orang – orang China berjasa mengolah tanah. Orang Belanda, demikian Imhoff, “sama sekali tidak cocok untuk mengolah tanah”. Maka bibit – bibit kentang yang dibawa dari daratan Eropa itu kemudian ditanam dengan menggunakan bantuan para petani China.

Namun awalnya hanya penduduk Eropa saja yang menyantap kentang. Lambat laun baru penduduk pribumi memanfaatkan umbi yang bernama latin Solanum Tuberosum L itu. Makanan hasil olahan kentang yang semula biasa disantap oleh meneer – meneer Belanda pun mulai digemari oleh penduduk pribumi. Taruh semisal perkedel kentang yang dibeberapa daerah di Jawa Tengah disebut juga sebagai bergedel.

Kini perkedel menjadi teman sejati saat menyantap nasi uduk atau dihidangkan bersama lauk pauk lain pada saat makan. Kata perkedel sendiri berasal dari bahasa belanda, frecadel. Tapi karena lidah inlander kepleset ucap, maka jadilah frecadel dilapalkan perkedel.

Senin, 28 Januari 2008

Advocatus Pecuntae atau Advocatus Sivilae ?


Advocatus Pecuntae ; Bekerja Untuk Uang dan Advocatus Sivilae ; Bekerja untuk peradaban....
Hmmm...suatu hal yang sangat menarik ya !
Saya hidup di peradaban yang penuh dengan hiruk piku gaya hidup hedonis, plural kultur & agama, paham financial yang beragam jenis , seperti : monopolisme, kapitalisme and other's.
That's an interesting thing to discuss, mengingat kita sebagai pemuda-pemudi yang tinggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang alhamdullilah beruntung untuk mengenyam pendidikan sampai dengan strata satu, mengingat itu, setelah lulus kita nowhere to go ? Mau Jadi apa kita ?